Empat bulan menunggu, untuk terdampar di kaki gunung semeru.
Jadi ceritanya pengen share
pengalaman pribadi aja dari awal tes di BRI sampai akhirnya 4 bulan kemudian
diterima dan tanda tangan kontrak. Berawal dari keinginan untuk bekerja di
bidang yang bukan kimia (lha trus kenapa kuliah di kimia???) haha. Kuliah cari
ilmu, kerja cari duit, keduanya niat ibadah cari pahala. Simple. Essih. Alasan yang klise sih, tapi ya memang begitulah
alasannya. Mudah-mudahan keduanya barokah lah ya untuk aku. Selain memang sudah
takdirNya sih yaa. Hehe
Oke, back to the TOPIC!
Jadi ada 4 tahap yang aku jalani. Tes tahap pertama itu Walk In Interview atau wawancara awal di kantor cabang Lumajang.
Tips buat kamu yang datang langsung membawa lamaran pas hari wawancaranya tanpa
ada panggilan sebelumnya, datanglah maksimal 30 menit sebelum dimulai biar
dapat no antrian awal. Aku aja yang datang jam 8 pas (jadwalnya jam 8 pagi)
udah dapat no antrian 44-45, dan itu dipanggilnya baru jam 11an. Gak kebayang
yang dapat no antrian 200 sekian dipanggil jam berapa -,-“
Nah di walk in interview
ini yang ditanyain masih standar sih. Tentang identitas dan profil diri, background pendidikan, keluarga dan
kegiatan sehari-hari. Termasuk alasanmu melamar di perbankan, apalagi yang basic bidang ilmunya bukan ekonomi dan
sangat bertolak belakang harus pinter-pinter punya alasan yang diplomatis biar
gak terkesan “yang penting kerja”. Hehe.
Tapi di wawancara awal ini juga sangat menentukan, kamu harus
punya satu point yang bisa bikin
kamu lolos dari sekian ratus bahkan mungkin sekian
ribu pelamar. Karena pertanyaan terakhir sekaligus pamungkas dari pewawancara
adalah “apa hal yang ingin kamu sampaikan pada saya yang bisa saya jadikan
bahan pertimbangan untuk menerima kamu?”. Nah, menurutku point pertanyaan wawancaranya disitu doang sih,
hehe. Jawabanku waktu itu begini “Background
pendidikan saya memang bukan perbankan dan bahkan mungkin sangat bertolak
belakang dengan bidang pekerjaan ini, namun satu hal yang bisa jadi
pertimbangan. Orang kimia punya skill ketelitian yang tinggi karena tuntutan
bekerja di laboratorium dengan berbagai senyawa kimia yang sebagian besar
sifatnya berbahaya. Saya rasa skill
itu juga jadi dasar yang sangat diperlukan untuk bekerja di perbankan”.
Kira-kira begitulah intinya.
Tahap kedua Psikotest (aku masih inget banget tes psikotestnya
tanggal 6 Agustus 2014 jam 1 siang, itu tanggal tepat hari ulang tahunku yang
ke-22. Hehe). Tes psikotestnya yaa standarlah sama seperti tes psikotest
kebanyakan. Tes krapelin, deret angka, pola gambar, tes kepribadian dari hasil
gambar, dll.
Dua minggu setelah psikotest aku dipanggil lagi untuk tes
wawancara lanjutan atau wawancara akhir. Nah di tahap wawancara ini
pertanyaannya udah mulai berat dan semakin serius. Bahkan yang mewawancara aku
adalah Bapak AMBM dan Pimpinan Cabangnya langsung. Kebayang gak di dalam
ruangan itu cuma ada aku sendiri dengan dicecar berbagai macam pertanyaan dari
bapak-bapak pejabat Bank. Oh meeennn...
Tapi untung sebelumnya aku udah dapat tips dari sahabatku
yang udah kerja di BRI Situbondo, Sesilia :) Kalo pas wawancara jangan tegang,
jangan grogi, jawab pertanyaan dengan santai tapi meyakinkan. Ngomong apa
adanya, jangan merendahkan diri tapi juga jangan bernada sombong. Jawab
pertanyaan sebaik mungkin dan yakin dengan diri sendiri bahwa kita mampu.
Biasanya ditanyain juga apa kelemahanmu, jawab saja dengan jujur tapi kemudian
berikan solusi atau tindakan apa yang kamu lakukan untuk mengatasi kelemahan
yang kamu punya. Sekaligus paparkan juga kelebihan dalam diri kamu. Pertanyaan
juga seputar Product Knowledge dari
BRI dan pengetahuan tentang posisi yang di lamar. Kebetulan aku ngelamar posisi
Frontliner (CS/Teller). Ditanyain
juga siap atau enggak kalo ditempatin di unit yang jauh banget dari kota.
Jawabanku yaa harus siap kalo memang udah komit untuk bergabung di BRI harus
sanggup ditempatkan dimanapun.
Sebulan kemudian, 22 September 2014, aku baru dipanggil lagi
untuk tes kesehatan. Tesnya meliputi tes mata, tes urin, tes darah, tes fisik,
dan rontgen. Katanya sih, kalo udah tes kesehatan bisa dipastikan 90% lolos.
Sebulan berlalu...dua bulan berlalu..belum ada panggilan lagi. Aku juga udah
sempet ikut tes CPNS. Pas besok harinya setelah tes CPNS malah dapet telpon
dari BRI cabang Lumajang untuk tanda tangan kontrak per tanggal 1 Desember.
Jadi total 4 bulan lamanya sejak tes wawancara awal bulan Juli sampai Desember
tanda tangan kontrak. WAW banget wes pokok e aku nunggunya -,-“
Tiga hari pertama masih ‘Jobless’
di Cabang. Hari Rabu baru pengumuman penempatan di unit, dan yaaaa aku beneran
dapet penempatan di unit paling jauh, paling ujung, paling ndeso dan paling
WAW. Unit Pronojiwo. Perbatasan Malang – Lumajang. Kaki Gunung Semeru. Fiuh. Naik
bus sendirian ke unit, ngelewatin gunung yang waktu itu lagi berkabut, jalannya
yang serem, ditambah lagi aku gak tau itu daerah mana, gak pernah kesana, ternyata
ngelewatin yang namanya Piket Nol, yang selama ini cuma aku dengar namanya. Rasanya
pengen nangis dalem bus tau gak sih.
Hari itu juga aku langsung dapet kosan pas depan kantor, dengan
view gunung semeru yang awesome
banget dari jendela kamar. Ditambah pemandangan dari loteng tempat jemur
pakaian yang juga gak kalah amazing-nya, dan itu bisa dinikmatin TIAP HARI serasa di Villa tanpa harus nunggu liburan
kantor. Rasa capek yang tidak hanya terbayar secara materi tapi jiwa ragamu
juga feel so refresh tiap pagi itu,
nikmat yang gak ada tandingannya. And I’m
so glad, Unit Pronojiwo jadi Unit terbaik se-Lumajang selama tahun 2014. Yeay
:D dan Alhamdulillah juga, punya Bos yang super baik, partner deskman yang super sabar, rekan-rekan kantor yang asyik,
temen kosan yang super care, plus Ibu
Kos yang mertua-able banget baiknya.
Komplit banget nikmat-nya, satu hal yang wajib banget disyukuri. Karena gak
semua orang bisa dapet moment se-komplit ini dalam hidupnya. Karena itu aku
yakin, semua kejadian tidak ada yang kebetulan, semua takdir pasti ada hikmah
dan pasti yang terbaik.
Well, sekian. :)
Komentar
Posting Komentar