Semanis aku melihatmu, sepahit kau tak mengenaliku.

Seperti biasa aku memarkir motorku di depan kantor PMI di sebelah utara pintu masuk RSUD. Ku lepas helm dan kuletakkan di spion motor.
Tak sengaja aku menoleh ke arah pintu masuk parkir, sekilas ku lihat sosok yang ku kenal di loket pembayaran karcis masuk. Tapi wajahnya masih samar tertutup kaca helm berwarna hitam yang dipakainya.
Aku berjalan menuju pintu masuk UGD. Ku lihat dia memarkir motornya di sebelah selatan gedung poli tepat di depan gedung UGD.
Sampai di dalam gedung aku berbalik melihat ke parkiran, memperhatikan seseorang itu dari balik pintu kaca. Dia melepas helmnya dan berjalan menuju gedung UGD.
Benar, dia seseorang yang ku kenal. Memakai kemeja kotak-kotak berwarna ungu pastel yang tidak dimasukkan ke dalam celananya, celana kain warna hitam, dan sepatu coklat yang sama seperti yang ku lihat di salah satu portofolio Instagram seseorang.
Aku buru-buru menuju tempat fotokopi dibelakang UGD tepat di pintu dalam lobby rumah sakit. Aku yakin dia akan lewat lobby juga.
Sambil menunggu antrian untuk fotokopi aku melirik ke arah pintu lobby, seseorang itu berjalan ke arahku. Melewati tempat dimana aku berdiri. Dia hanya terus berjalan, berlalu begitu saja di belakangku.
Ku beranikan diri menoleh ke arahnya, menatap punggungnya yang semakin menjauh.
Yaa, aku kenal seseorang itu.
Seseorang yang beberapa hari ini menghadirkan tawa meski hanya lewat maya.
Seseorang yang sempat memberi rasa hingga aku tak memiliki keberanian untuk bertegur sapa.
Seseorang, yang kudengar kini, tlah menemukan bidadari surganya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 tahun blog saya mati suri... sebagai newbie, saya butuh buku ini!

Memilih keju untuk MPASI; Ibu pintar perhatikan keaslian keju lewat kampanye #KejuAsliCheck

Memanfaatkan Yummy App, Menghasilkan Cuan dari Resep Masakan tanpa Jualan