Lho kok bayar ?


Lho kok bayar?? Mahal lagi.
Kemaren waktu saya donor darah gag dibayar alias saya berikan darah saya dengan cuma-cuma atau gratis, cuma dapat snack sama minuman berenergi doang.
Lha sekarang keluarga saya butuh darah kok harus beli??

Jujur selama ini saya tidak pernah punya pertanyaan semacam itu karena pertama saya tidak pernah donor, dan yang kedua saya belum pernah berurusan dengan namanya transfusi darah baik untuk saya maupun keluarga saya. Jadi, rasanya kepo banget sama urusan yang satu ini, hehe.

Ternyata takdir (karena tidak ada sesuatu yang kebetulan) memberikan saya kesempatan untuk bisa Magang/Kuliah Kerja di Unit Donor Darah PMI Jember selama sebulan. Temen saya pun langsung ngasih saya pe-er dengan pertanyaan yang serupa tadi ketika dia tahu saya magang di PMI. Bahkan hal pertama yang dijelaskan pada saat pengarahan oleh Direktur PMI pun tidak jauh-jauh dari hal tersebut. Tujuannya tentu saja untuk mluruskan pemahaman orang awam yang salah paham dengan hal ini.

To the point saja, kenapa darah itu harus “beli” dengan harga tertentu per kantongnya. Pertama, kebutuhan darah tiap pasien itu berbeda-beda, ada yang butuh darah lengkap yang istilahnya WB (Whole Blood), ada yang hanya butuh sel darah merah yang istilahnya PRC (Packed Red Cell), ada yang hanya butuh trombosit saja yang diistilahkan TC (Trombocyt Cell) dan ada juga yang butuh plasma darah saja yaitu FP (Fresh Plasma). Kadang ada pasien yang butuh darah cuci yang istilahnya WE, saya tidak terlalu paham dengan jenis komponen darah ini karena jarang sekali pasien yang membutuhkan. Jadi darah yang ada dicuci dengan semacam larutan sebelum diberikan pada pasien. Nah dari kebutuhan komponen darah yang berbeda-beda ini tentu saja dibutuhkan alat pemisah masing-masing komponen darah tersebut, tempat penyimpanan yang sesuai dengan masing-masing komponen darah yang dibutuhkan.

Kedua, darah yang didapatkan dari pendonor tidak langsung diberikan begitu saja ketika ada pasien yang membutuhkan, namun dilakukan Uji Screening bebas 4 penyakit yaitu HIV, Hepatitis A, Hepatitis B dan Syphilis dengan menggunakan metode Rapid bila sampel darah sedikit dan menggunakan metode Elisa bila sampel darah banyak (minimal 30 sampel). Bila sampel darah reaktif terhadap salah satu/lebih dari 4 penyakit tersebut maka darah akan dimusnahkan. Pada proses pemeriksaan ini tentu saja membutuhkan reagen, dan harga reagen biokimia biasanya mahal.

Ketiga, pasien yang membutuhkan darah tidak dengan mudah keluarganya meminta darah yang sesuai dengan golongan darah pasien, harus ada perintah dokter dan sampel darah pasien. Nantinya di lab PMI akan dilakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus, jika sudah ketahuan gol. darah dan rhesusnya dan persediaan darah dengan gol yang sama tersedia maka akan dilakukan Uji Crossmath atau Uji cocok silang antara sampel darah pasien dengan darah donor. Jadi sel darah pasien akan direaksikan dengan plasma darah milik pendonor sedangkan sel darah milik pendonor akan direaksikan dengan plasma darah pasien. jika hasilnya Compatible maka darah boleh diberikan pada pasien. Uji gol. darah, rhesus dan uji cocok silang ini juga membutuhkan reagen pada proses pemeriksaannya.

Keempat, dalam proses operasionalnya dibutuhkan materi pendukung/logistik seperti kantong darah yang harus impor karena indonesia belum bisa memproduksi sendiri, reagen, pipet, kapas, bolpoin, kartu gol. darah, tissu, handgloves (kaos tangan steril), dll. Belum lagi listrik, air, pembelian dan perawatan alat yang digunakan. Selain materi juga dibutuhkan SDM sebagai ahli medis dalam transfusi darah, mereka juga manusia biasa yang butuh gaji. Perlu diketahui bahwa PMI ini merupakan LSM dan bukan BUMN, jadi tidak mendapat bantuan dari pemerintah, namun PMI juga merupakan perusahaan nirlaba yang dalam operasionalnya tidak mengambil banyak keuntungan.

            Jadi wajar saja kalo pasien yang butuh darah harus “beli” yang sebenarnya dalam istilah PMI pasien diminta untuk mengganti Biaya Penggantian Pengolahan Darah atau BPPD. Tenang saja, bagi masyarakat yang memiliki kartu Askes, Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dan Jampersal (Jaminan Persalinan) bila membutuhkan darah tidak akan dipungut biaya sepeserpun alias gratis karena ditanggung pemerintah, asalkan berkas persyaratan lengkap dan bukan di ruangan Paviliun. Karena bagi pasien di ruangan Paviliun tetap dikenai biaya pemeriksaannya saja. (kenapa?? gag tau juga. Red).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 tahun blog saya mati suri... sebagai newbie, saya butuh buku ini!

Memilih keju untuk MPASI; Ibu pintar perhatikan keaslian keju lewat kampanye #KejuAsliCheck

Memanfaatkan Yummy App, Menghasilkan Cuan dari Resep Masakan tanpa Jualan