1 Ramadhan ikut siapa ??


Seingat saya, setiap tahun selalu saja ada perbedaan penentuan permulaan awal puasa (1 Ramadhan) dan penentuan hari raya Idul Fitri (1 Syawal). Hal ini membingungkan orang awam dan mungkin juga akan menimbulkan kesan-kesan yang negatif tentang islam bagi nonmuslim. Persatuan umat islam mulai dipertanyakan. Saya bukan pengamat astronomi atau ahli dalam ru’yatul hilal, yaitu salah satu metode penentuan awal puasa, ru’yatul hilal artinya melihat hilal, mengenai bagaimana metodenya, standar-standarnya dan apalah itu yang jauh diluar kemampuan saya. Beritanya, metode ini digunakan oleh Nahdlatul Ulama’ dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode Hisab atau perhitungan.
Bagi sebagian orang yang fanatic terhadap ormas -organisasi islam- tertentu tentu akan mengikuti keputusan pimpinan ormas tersebut. Namun bagi orang awam -termasuk saya- akan bingung mau ikut yang mana, bertanya-tanya “yang bener yang mana nih?”. Yang jelas kita tidak boleh taqlid, ikut-ikutan tanpa tahu dasarnya. Tentu saja yang harus dijadikan dasar bagi kita tetap merujuk kepada Al-Quran dan Hadits. Katakanlah memang keduanya sama-sama menggunakan metode yang merujuk kepada Al-Quran dan Hadits, keduanya bukan orang yang patut diragukan kealimannya, pengetahuan agamanya jauh diatas kita. Namun kita juga harus punya alasan dan dasar Al-Quran  atau Hadits demi meyakinkan diri kita bahwa kita telah mengikuti yang benar.
Sebagai rakyat, entah itu awam, alim, ulama’ dan sebagainya mempunyai kewajiban untuk ta’at kepada ulil amri -pemimpin- atau pemerintah. Sebagaimana sabda Rasul “Dengar dan ta’atlah (kepada penguasa) karena yang menjadi tanggungan kalian adalah yang wajib bagi kalian dan yang menjadi tanggungan mereka adalah yang wajib bagi mereka’ (H.R Muslim : 1846). Kewajiban inilah yang nantinya akan dipertanggungjawabkan oleh masing-masing pribadi di hadapan tuhannya, sedangkan kewajiban pemimpin yang nantinya juga akan dipertanggungjawabkan adalah tentang keputusan yang ia putuskan untuk rakyatnya. Entah salah atau benar, adalah tanggung jawab pemimpin. Dalam riwayat yang lain Rasul bersabda “Shalatlah kalian bersama imam. Jika  shalat imam itu benar, kalian mendapat pahala. Jika shalat itu salah, kalian tetap mendapat pahala dan sang imam yang menanggung kesalahannya” (H.R Bukhori : 602). Hadits ini memang menerangkan tentang shalat namun dapat dijadikan Qiyas untuk ibadah yang lain seperti puasa.
Dalam Al-Quran juga disebutkan “Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan ta’atilah rasulNya dan ta’atilah ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia pada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Al Hadits) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik (akibatnya)” (Q.S An-Nisa’ : 59).
Mengenai MD yang terkesan tidak ta’at pemerintah, saya yakin seorang yang sangat cerdas seperti Pak Din memiliki alas an dan dasar yang sangat kuat mengenai keputusannya. Karena keputusan yang beliau ambil juga mengenai tanggung jawabnya kepada umat dan simpatisannya. Kita, kembali pada diri sendiri dan keyakinan masing-masing. Asalkan yang jelas tidak boleh ikut-ikutan tanpa tahu dasarnya. Bahakn Cuma bias menghujat pemerintah ataupun ormas tertentu tapi malah tidak berpuasa. Bahkan ada yang sebagian tidak setuju keputusan pemerintah dengan alasan “ngapain ngikutin pemerintah yang udah korupsi, makan uang rakyat sana-sini, bahkan korupsi uang penggandaan Al-Qur’an?”. Asal perintah itu bukan perintah untuk bermaksiat kepada Allah, maka kewajiban tetap menjadi tanggungjawab kita sebagai rakyat.
Bukankah akan lebih indah jika kita tetap selalu saling menghargai adanya perbedaan. Namun akan lebih indah lagi jika kita tetap berdiri dalam satu barisan kesatuan. Marhaban ya Ramadhan, jangan jadikan hari puasamu dan hari tidak puasamu, sama saja (Jabir bin Abdillah). Maka semoga kita diberi kekuatan dan dijauhkan dari rasa malas untuk memaksimalkan ibadah kita di bulan ini. Aamiin.
Bukan bermaksud memprovokasi, hanya sebatas opini.
#dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 tahun blog saya mati suri... sebagai newbie, saya butuh buku ini!

Memilih keju untuk MPASI; Ibu pintar perhatikan keaslian keju lewat kampanye #KejuAsliCheck

Memanfaatkan Yummy App, Menghasilkan Cuan dari Resep Masakan tanpa Jualan