Bentuk cinta kepada Rasulullah (juara 1 lomba artikel sejurusan kimia dalam rangka peringatan maulid nabi)

Menapaki bulan rabiul awal, yaitu bulan dimana beberapa abad yang lalu rasulullah dilahirkan, telah menjadi bulan kedua setelah bulan ramadhan yang mungkin sebagian orang memuliakannya. Perayaan maulid atau kelahiran nabi menjadi salah satu tradisi yang hanya terjadi di bulan ini. Namun, apa sebenarnya tujuan dibalik perayaan maulid nabi itu? Makna dan hikmah apa yang dapat kita ambil? Mungkinkah sekedar meramaikan bulan kelahiran nabi? Atau sekedar seremonial dan rutinitas belaka? Atau kembali kepada pernyataan diatas bahwa perayaan maulid nabi hanya untuk menjalankan tradisi turun – temurun dari tahun ke tahun?

Setiap muslim pasti akan mengatakan TIDAK! Tapi apa buktinya? Bisakah kita lihat dari prilaku kita? Cara berpikir kita? Sikap dan tingkah laku kita? Bahwa perayaan maulid nabi yang kita lakukan selama ini bukan sekedar tradisi tahunan atau seremonial dan rutinitas belaka. Bagaimana membuktikannya?

Cinta...
cinta rasul melebihi cinta kepada makhluk lainnya, merupakan bukti bahwa makna maulid telah dapat kita rasakan.

Mengapa harus cinta?
Mari kita simak bersama firman Allah Ta’ala, yang artinya :
“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Qs. At Taubah: 24)
Ibnu Katsir mengatakan, “Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/124)
Ancaman keras inilah yang menunjukkan bahwa mencintai Rasul dari makhluk lainnya adalah wajib. Bahkan tidak boleh seseorang mencintai dirinya hingga melebihi kecintaan pada nabinya.

Lalu apa bukti cinta kita kepada rasul?
Cinta bukanlah hanya klaim semata. Semua cinta harus dengan bukti.
Penyair Arab mengatakan:
Sekiranya cintamu itu benar niscaya engkau akan mentaatinya
Karena orang yang mencintai tentu akan mentaati orang yang dicintainya
Dari syair diatas tentu tak perlu penjelasan panjang lebar lagi. Kita pasti paham dan mengerti maksudnya. Salah satu bentuk lain cinta kita kepada rasul adalah sering membaca shalawat nabi. Shalawat nabi banyak macamnya mulai dari yang sangat pendek sampai yang sangat panjang.
Memang sepele, sehingga karena itulah membaca shalawat sering disepelekan!
Padahal kalau kita mau belajar dan memahami tentang kehebatan dan keajaiban shalawat, insyaallah seumur hidup kita tidak akan pernah berhenti mengucap shalawat atas nabi.
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu
sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.”
[H.R. Thabarani]

Dalam hadits yang lain diriwayatkan, Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat
untuknya sepuluh kali.”[H.R. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga]

Selain hadits tentang anjuran bershalawat, ada pula hadits lain yang mengatakan Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidakbersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]

Dalam riwayat yang lain, Dari Ibnu Abbas, Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang lupa mengucapkan sholawat untukku maka ia telah menyalahi jalan surga.”[Telah ditashih oleh Al-Albani]

Dari keempat hadits diatas, kesimpulan apa yang dapat kita ambil> Yaitu, bahwa shalawat bukan lagi hal yang patut kita remehkan dan disepelekan. Membacanya tidak memerlukan waktu khusus sehingga mengganggu kesibukan kita. Dibaca saat diperjalanan, saat megerjakan tugas rumah misalkan sambil menyapu, sambil memasak dll. Mudah asalkan tidak dipersulit dengan beragam alasan yang dibuat – buat untuk tidak membacanya.

Ada sebuah kisah nyata, yang mungkin akan menambah pemahaman dan keyakinan kita semua tentang keajaiban dan keutamaan shalawat.
Suatu pagi, keluarga Achmad akan berangkat ke malang, naik pesawat terbang, mereka berempat, ayah, istri dan dua anaknya(Hasan dan Husein),Hasan kelas 5 SD, sedang Husein kelas 2 SD.Pesawat bergerak naik seperti biasa aman-aman saja, tiada kendala apapun. Dalam perjalananpun tiada hal yang dapat membuat hati was-was.

Tapi ketika pesawat akan sampai ditujuan, ingin mendarat, bandara tidak kelihatan, karena tertutup awan tebal, pramugari sudah memberikan aba-aba pada penumpang dengan kata-kata yg masih diingat oleh Achmad ” Kita adalah milik Tuhan dan akan kembali kepada-Nya”, seluruh penumpang pesawat panik dan tegang, begitupun dengan Achmad, mulutnya terus berzikir karena mereka semua takut akan terjadi sesuatu dengan pesawat.

Pesawat akhirnya memutar kembali mencari posisi aman untuk turun, ketika pesawat menukik lagi untuk turun, badan pesawat bergoyang hebat, sehingga barang-barang yang ada diatas berjatuhan, sungguh peristiwa yang sangat menegangkan, karena mereka semua sudah menyangka bahwa pesawat akan mengalami kecelakaan.

Ketika dalam keadaan yang sangat takut dan menegangkan, Hasan dan Husein berteriak-teriak membaca Sholawat dan puji-pujian kepada Rosulullah Saww, entah mengapa pesawat seperti ada yang menuntun menembus awan lalu terlihatlah bandara malang, pesawat dengan tenang mendarat.

Setelah pesawat mendarat dan semua penumpang akan turun, pilot keluar dari tempatnya mencari dan menanyakan “siapa tadi yang membaca Sholawat?” Hasan dan Husein tunjuk tangan “Saya pak!”, langsung pilot menghampirinya dan menyalaminya serta mengucapkan terima kasih, pilot itu berkata “tanpa kamu saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan pesawat ini”. Rupanya si pilot seorang muslim, jadi ia tahu dan paham akan bacaan sholawat serta keutamaannya.

Kisah ini hanyalah salah satu dari beribu-ribu kisah nyata tentang keajaiban membaca shalawat.percaya atau tidak itu adalah hak individu. Setidaknya, bentuk cinta kita kepada rasulullah atas segala perjuangannya dalam islam untuk kita sebagai umatnya tidak hilang begitu saja ditelan zaman...bentuk cinta kita tetap terpancar dalam diri para pencinta rasulullah muhammad SAW. Tak ada ruginya kan...malahan kita akan mendapat syafaatnya di akhirat kelak..insyaallah..amin...shallallahu'alamuhammad.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 tahun blog saya mati suri... sebagai newbie, saya butuh buku ini!

Memilih keju untuk MPASI; Ibu pintar perhatikan keaslian keju lewat kampanye #KejuAsliCheck

Memanfaatkan Yummy App, Menghasilkan Cuan dari Resep Masakan tanpa Jualan